MARS MET VENUS PART CECE & PART COWO(2017)


Keputusan MNC Pictures memecah Mars Met Venus menjadi 2 bagian cukup menarik juga beresiko. Meski narasi berbentuk serupa bukan hal baru dalam dunia cinema mengingat telah diaplikasikan terlebih dulu dalam The Desappereance of Eleanor Ridgby yang mempunyai 3 versi film; him, her, dan them (gabungan keduanya). Tiap bagian harus mewakili tiap sisi guna menghadirkan perspektif berbeda namun saling melengkapi. Ibarat puzzle, tiap bagian mesti bisa menyatu menghasilkan gambaran utuh mengenai hubungan dua tokoh utama.
Mars Met Venus berkisah mengenai kisah percintaan antara Kelvin (Ge Pamungkas) dan pacarnya Mila (Pamela Bowie), yang twlah berlangsung selama 5 tahun. Sebelum melamar Mila, Kelvin berencana membuat sebuah vlog (video blog) perihal perjalanan asmara keduanya sedari masa munculnya ketertarikan satu sama lain, pedekate, sampai akhirnya mereka memplokamirkan status hubungan mereka pada dunia. Dalam part cewe penonton akan dipaparkan bagaimana hubungan Kelvin dan Mila tumbuh berkembang berdasarkan versi Mila.

"cewek selalu benar, cowok selalu salah. Cewek menghabiskan waktu berjam-jam dalam berdandan serta memilih baju, cowok asal mandi dan bersiap secepat kilat". Beragam stereotype gender yang melekat pada generasi muda milenial tersebut merupakan basis bagi Mars Met Venus. Ini bukan satir cerdas, bukan pula eksplorasi mendalam, ini semata-mata media bagi penonton remaja menertawakan lika-liku romantika mereka sendiri. Sedang dalam part cowo juga (ragam stereotype) jadi basis utama, namun pada bagian ini aroma komedi begitu terasa lantaran mengambil sudut pandang Kelvin sebagai pokok bahasan.

Ketimbang saling menguatkan satu sama lain, di baginya Mars Met Venus menjadi dua justru menjadi timpang lantaran part cewe dan part cowo tak memiliki kekuatan yang seimbang. Saat part cewe hanya sekedar hura-hura part cowo justru cukup memikat kala menyimpan sedikit kedalaman kala memaparkan konflik diluar materi guyonan yang semakin liar. Ini sebenarnya sebuah ironi mengingat sang sutradara Hadrah Daeng Ratu (Super Didi), juga peracik naskahnya Nataya Bagya merupakan perempuan, namun lebih handal dalam menonjolkan sisi anggota Mars (cowok) ketimbang tim Venus (cewek).

Kekompakan Ge Pamungkas bersama dengan Reza, Bobby, Steve, dan Martin membuat part cowo lebih bernyawa setiap mereka membuat kehebohan. Gelak tawa penonton hampir selalu menyertai, terlebih lagi gelagat Reza beserta konco-konconya membantu kita untuk lebih mengenal Kelvin. Sesuatu yang tidak kita temukan dari tim Venus kala part cewe digulirkan 20 juli silam. Mereka (tim Venus) cenderung hambar, sehambar chemistry yang terbentuk diantara mereka; Rani Ramadhany berada di dunia yang berbeda, sementara Ria Ricis heboh sendiri tak karuan. Kurang menyatu. Jika part cewe berisi pertengkaran beruntun nan melelahkan, part cowo santai, dimana kebanyakan konflik adalah situasi menggelikan daripada perang urat syaraf.


Guliran kisah pada part cewe penuh celah, selain barisan lakon pendukung kurang memikat dan juga chemistry yang kurang adalah tuturannya yang tak selalu mulus, lebih menyerupai kumpulan sketsa ketimbang sebuah cerita utuh, konfliknya pun mengawang-awang. Pemenggalan film berdampak pada kaburnya motivasi karakter tertentu hingga momen emosional kurang memberi impak sebagaimana mestinya. Beruntung Mars Met Venus mempunyai sokongan akting meyakinkan dari kedua pelakon utamanya, terutama pada part cewe. Saat departemen lain memberi hasil yang kurang memuaskan Ge Pamungkas dan Pamela Bowie sanggup menunjukkan pada penonton jika mereka adalah 2 sejoli yang di mabuk asmara. Beberapa mimen dapat tampil manis, terkadang pula menggelitik. Cukup yakin akan membuat para pasangan dari generasi milenial senyam-senyum sendiri lantaran mengingat gaya pacaran mereka.
Jika saja sejumlah momen dari part cewe diintegrasikan ke part cowo lalu dijadikan sebagai satu film saja pasti hasilnya akan lebih nendang. Soalnya part cowo mampu memenuhi apa yang kurang dari part cewe ; keberadaan chemistry juga emosi, tuturan yang lebih rapi.

Lantas, jika part cewe kurang mewakili tim Venus karena meski menyoroti Mila dan teman-temannya Kelvin masih menjadi tokoh yang dominan, apakah part cowo sanggup mewakili perspektif tim Mars? Jawabannya Iya, ada detail menarik terkait itu. Mila di part cewe mungkin terasa berlebihan, namun karena kita trrus mengikutinya, sedikit menyelami hatinya, sikapnya dapat dimaklumi. Berbeda dengan Mila disini yang begitu menyebalkan. Bukan kesalahan karakterisasi, melainkan kesengajaan selaku usaha membawa penontonsepwnuhnya ada di posisi Kelvin. Kita mengetahui apa yang diketahui Kelvin, sementara Mila? Ia jadi sosok yang asing di luar sana, beeperan sebagai faktor eksternal pemicu masalah.


Jika dalam anime boleh di kata part cewe merupakan karya orisinil sang pengarang yang berarti ada dalam komik/manga, maka part cowo adalah filler, edisi atau adegan tambahan yang dibuat guna melengkapi keseluruhan cerita. Memang ada beberapa adegan baru, namun itu hanya selingan, sebutlah soal apa yang terjadi sebelum Kelvin meminta nomor Mila. Selaku garis besar cerita yang twlah kita lihat pada part cewe. Bahkan deretan konflik penting langsung maauk ke inti persoalan tanpa pembangunan terlebih dulu. Tujuannya menghindari repetisi bagi penonton yang telah menyaksikan part cewe, keputusan yang membingungkan bagi yang belum. Padahal film "paket" semacam ini harusnya dapat disaksikan secara terpisah. Alhasil sulit menghilangkan pemikiran jika Mars Met Venus akan lebih menarik jika di lebur menjadi satu film.

Terlepas dari itu, baik part cewe maupun part cowo mempunyai kandungan hiburan yang mencukupi. Keduanya sama-sama memiliki momen manis manis menggemaskan sekaligus pemantik tawa heboh yang akan membuat perutmu kram. Jika pada part cewe ada pemberian bunga diiringi tembang Dulu Kini Nanti miliknya Citra Scholastika, maka part cowo ada versi Adis Putra yang akan menemani saat momen pameran foto yang tak kalah menyentuh.


MARS MET VENUS :
Part Cewe : 3/5
Part Cowo : 3.5/5
RIZALDI : 9 Agustus 2017

Sutradara : Hadrah Daeng Ratu
Penulis : Nataya Bagya
Pemain : Ge Pamungkas, Pamela Bowie, Ria Ricis, Rany Ramadhany, Reza Nangin.

Comments