BAD GENIUS (2017)


Diilhami dari berita mengenai pembatalan SAT — tes standarisasi bagi pelajar yang ingin melanjutkan kuliah di universitas-universitas Amerika Serikat — setelah terbongkarnya praktik mencontek massal yang terjadi di Tiongkok, diterbitkanlah salah satu karya terbaru dari GDH 559 yang di prakarsai oleh Nattawut Poonpiriya (Countdown), ia menyulap aktivitas ujian tersebut jadi suguhan heist, menjadikan siswa layaknya pencuri ulung yang sedang mengincar lembar jawaban.

Melalui Bad Genius peristiwa SAT tersebut direka ulang dan di dramatisir sedemikian rupa menjadi kasus kecurangan salam tes STIC yang merupakan fiksionalisasi SAT. Tercatat ada 4 siswa yang dianggap bertanggung jawab antara lain Lynn (Chutimon Chuengcharoensukying), Bank (Chanon Santinatornkul), Pat (Teeradon Supapupinyo), dan Grace (Eisaya Hosuwan). Di permulaan kita mendapati mereka sedang diintrogasi, berondongan pertanyaan menghujam 4 siswa yang di introgasi sekaligus dalam satu ruangan tersebut usai mereka kedapatan mencontek. Guna memaparkan kronologis peristiwa tersebut kita diajak mundur jauh ke tiga tahun silam saat mereka baru memulai tahun ajaran awal di sebuah skolah swasta terbaik. Kita kemudian diperkenalkan kepada Lynn, siswa berotak encer dari keluarga kelas menengah kebawah yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial.


Di sekolah, Lynn berteman dengan Grace yang tidak sepertinya, jauh dari definisi jenius. Ketika saat ujian datang, mendapati sahabatnya dalam kesulitan ditambah kegemaran atas praktik "bagi-bagi soal" sang guru memutuskan memberi contekan. Properti yang di gunakan hanya sepatu dan penghapus dan terjadinya hanya diruang kelas biasa — Momen sederhana yang kebanyakan dari kita pernah lakukan— kapasitas seorang Nattawut dalam merangkai intensitas juga gaya lewat pemanfaatan slow motion benar-benar terlihat, ditambah iringan musik klasik juga perpindahan gambar taktis.
Keputusan Lynn berbuntut panjang, kebaikan dan kecerdasannya dimanfaatkan oleh Pat dengan menjanjikan Lynn senilai uang asalkan ia bersedia memberikan contekan kepadanya dan teman temannya. 

Dikarenakan ekonomi keluarga yang kurang baik Lynn menerima tawaran mereka dengan dalih membantu finansial sang ayah (Thaneth Warakulnukroh). Perlahan tapi pasti bisnis ilegal yang melibatkan siswa  setumpuk uang, dan"les piano" berkembang pesat seiring banyaknya siswa yang bergabung. Dengan metode yang "lumayan" rumit timbullah keasyikan ala heist, dimana semakin kompleks (biasanya) semakin seru. Dan juga naskah karya Nattawut Poonpiriya juga Tanida Hantaweewatana serta Vasudhorn Piyaromna telah menyiapkan beragan teknik contekan yang akan membuatmu terperangah karena hanya akan hadir oleh orang sejenius dan senekat Lynn.


Puncaknya adalah tes STIC yang skalanya tereksalasi sampai taraf internasional sembari mebambah satu lagi tokoh jenius bernama Bank. Meski sama-sama berasal dari keluarga kurang mampu (bentuk eksplorasi film atas kondisi sosial masyarakat Thailand) Bank sangat menjunjung tinggi kejujuran. Apakah "les piano" akan bubar begitu saja dengan ancaman dari seorang Bank? Tentu tidak, Nattawut Poonpiriya tak akan membiarkan les ini bubar begitu saja, agar perjalanan menuju klimaks kian terasa greget dia pun menghadirkan beberapa kelokan yang akan membuatmu enggan memalingkan muka barang sedetik pun dari layar bioskop.

Third act yang membentang sejak perencanaan hingga eksekusi dipacu dengan cepat oleh Nattawut sambil tetap konsisten memacu ketegangan dilengkapi beragam kekhasan heist, sebut saja kejutan hingga konflik pengkhianatan. Sokongan bagus dari penyuntingan lincah Conlasit Upanikkit dan gerak kamera dinamis Phaklao Jiraungkoonkun membawa penonton kedalam fase harap-harap cemas;   Diam mematung, mencengkeram erat pegangan kursi, gigit-gigit kuku adalah aktivitas wajar kala menyaksikan kenekatan Lynn dan kawan-kawan, ruang ujian dalam Bad Genius tak ubahnya brangkas dan lemari berisi harta dalam film bertema heist lainnya. Menuju titik puncak memang terkesan terlampau banyak aral melintang yang menghadang jalannya rencana, namun kemasan dinamis Nattawut menjaga film tidak keluar jalur dan tidak berlarut-larut.


Seiring makin meluasnya bisnis yang dikembangkan Lynn dan kawan-kawan, kemampuan Bad Genius dalam mencekam penonton ikut berlipat ganda. Pasalnya, pertaruhannya terus ditingkatkan, tidak lagi melibatkan satu dua karakter saja. "apa yang akan terjadi selanjutnya?" adalah pertanyaan yang akan terus berkecamuk di benak. Dan layaknya nikotin pada rokok yang membuat candu, Bad Genius membuat kita terus kecanduan untuk menggali informasi yang lebih dan lebih.
Faktor lain dari kunci keberhasilan Bad Genius adalah akting cemerlang dari jajaran pemainnya, khususnya pendatang baru Chutimon yang dihimpit keadaan, Thaneth sebagai ayah yang sangat menyayangi putrinya, dan Teeradon sebagai siswa kaya manja.

Turut bertindak sebagai kritik terhadap sistem pendidikan Bad Genius tak hanya dapat diaplikasikan di Thailand saja, tapi seluruh dunia. Para penyedia edukasi yang konon menjunjung tinggi kejujuran lewat tindakan mengecam kegiatan saling mencontek siswa yang kerap terjadi atas dasar "kesetiakawanan" justru mendorong melakukan kecurangan lebih besar atau boleh dibilang lebih terkutuk diberi sindiran. Meski halus, sindiran itu amat menampar, menghasilkan ambiguitas moral mengiringi perjalanan katakternya menyadari kebusukan dunia sekitar yang turut selaras dengan tone film, dimana paruh awal terasa kental rasa high school drama penuh kehangatan, lalu bergerak serius mencapai akhir. Membicarakan soal moral value mempengaruhi pilihan konklusi yang sejatinya agak kurang mewakili semangat film heist. Namun dapat dimaklumi mengingat salah satu tujuan Bad Genius adalah mengkritisi tindak kecurangan dunia pendidikan. Menekankan nilai moral alih-alih grorifikasi atas kriminalitas wajar dilakukan. Saya tak pernah menyangka lembar jawaban ujian ternyata "masih" membuat jantung berdegup kencang meski telah lama berpisah dengan bangku sekolah.


Bad Genius : 4/5
130 menit : remaja
RIZALDI : 16 Agustus 2017

Sutradara : Nattawut Poonpiriya
Penulis : Nattawut Poonpiriya, Tanida Hantaweewatana, Vadushorn Pirayomna
Pemain : Chutimon Chuengcharoensukying, Chanon Santinatornkul, teeradon supapunpinyo

Comments